Ketemu lagi dengan saya orang katrok
yang mencoba menyelami dunia maya ini walaupun dengan kemampuan dan pengalaman berenang
yang minim ini, tapi itu bukan masalah. Mungkin sedikit banyak tentang saya
sudah di sampaikan di postingan sebelumnya, tidak normal memang bila kalian
coba mengenali saya lebih mendetail hee hee.
tersangka otak kadal |
Saya bersyukur tuhan
menghadirkan saya di dunia ini melalui pintu seorang ibu yang sempurna di mata
saya, dia yang telah mendidik saya menjadi pribadi yang pantang menyerah dan
tidak takut mencoba (sepertinya), terlepas dari saya yang lahir dengan sempurna
dan dari ibu yang sempurna sebagai manusia biasa tentu masih banyak ruang
kosong dalam otak saya yang perlu di isi dengan pemahaman-pemahaman dan wawasan
tentang dunia dan akhirat. Saat masa kanak-kanak saya cukup bisa menerima dan
mengolah asupan-asupan nutrisi itu (bisa dikatakan bibit unggul), namun lambat
laun setelah melewati masa-masa SMP-SMA yang (katanya) indah, kemampuan CPU
otak ini seperti terinveksi virus sehingga menyebabkan kinerja berfikir saya
menjadi terhambat, disini masalah saya, mungkin karena sudah mengenal facebook
yang rese banget atau terlalu banyak bermain atau juga memang otak saya yang
RAM-nya kecil sehingga terasa lemot jadi setiap di beri asupan nutrisi ilmu,
kepala ini terasa panas dan seperti mengeluarkan asap di atasnya. Hal ini masih
saya rasakan sampai saya telah bekerja, mungkin asupan nutrisi sudah mulai
berkurang tapi asupan protein tentang pelajaran untuk membaur dan mejalani
hidup di tengah-tengah masyarakat menjadi project baru yang harus otak saya
cerna dan apliksikan.
Setelah
lebih dari2 tahun saya bekerja dan mulai menikmati hasil jerih payah otak dan
otot saya, munculah rencana lama saya untuk melanjutkan pendidikan saya ke
level berikutnya, sekali lagi saya buka program aplikasi penerima nutrisi ilmu
di otak saya yang sudah ter up grade ke level yang lebih tinggi (mungkin). Hal
itu benar-benar saya tempuh, tes seleski sudah, biaya administrasi dan segala
macamnya sudah dan akhirnya saya masuk dan meiliki embel-embel maha siswa,
sebuah tantangan berikutnya yang harus saya taklukan.
Benarsaja asupan-asupan
yang saya terima benar-benar mengandung nutisi+vitamin+protein yang sekaligus
harus saya terima dan olah. Sebisa mungkin saya berusaha untuk menerimanya,
namun apadaya otak yang sudah terbiasa santai dan jarang di pakai harus
menerima beban yang berat dan banyak, penyakit lama saya pun kambuh, bahkan
sekarang menjadi lebih perah, kepala saya terasa gosong, wajah saya yang
aslinya hitam semakin pekat dan tidak terlihat, hanya warna putih mata dan
kuning gigi yang mungkin terlihat, asap hitam mengepul bukan hanya dari kepala tapi
juga dari telinga.
Tapi
apa boleh buat, palu hakim sudah di ketuk, duit udah banyak tertransfer dan gak
mungkin kalo saya minta kembali walaupun hanya setengah, dan menyerah tidak ada
dalam kamus hidup saya, sehingga, show must go on!. Kehidupan keras dan kejam
ini harus saya lalui, kerja sambil kuliah. Setidaknya ada hal yang membuat otak
ini ter-refresh yaitu ketika memandangi cewek-cewek kampus dengan body semlohay
berlalu lalang di lorong-lorong dan tangga kampus, seperti mengobati penat
setelah seharian kerja, haha. Kembali lagi tentang kerja dan kuliah Mungkin
menurut orang hal semacam ini adalah hal positif dan patut di apresiasi, bagi
yang berduit dan berotak lebih mungkin akan terasa mudah namun bagi saya, ahh
sudahlah tidak ada kata namun bagi saya titik.
Ber-semester-semester
kemudian.... semua sudah terasa normal bagi saya, tugas-tugas, tagihan-tagihan
dan cinta-cintaan. Haha untuk hal yang terakhir tidak benar-benar saya jalani
karena tidak ada cewek yang selevel dengan saya, tepatnya tidak ada yang minat
dengan saya (WTF!!), saya juga sudah punya pacar yang selalu setia menunggu
saya di sana, yang selalu mengingatkan saya makan, minum, boker, tidur dan
lain-lain, intinya dia perhatian dan baiklah. Semua beban itu sudah terasa
enteng buat saya, karena memang tidak saya kerjakan, bulshit dengan semua itu,
saya hanya masuk kelas untuk absen dan pura-pura dengerin dosen mengeluarkan
kata-kata mutiaranya, selebihnya bercanda dan tukar menukar 3gp terbaru dengan
mahiswa lain. Hasilnya bisa kalian tebak, IPK saya bahkan belum pernah nyampe
3, malah mata kuliah HER yang menumpuk seperti koran bekas yang siap kapan saja
untuk membungkus gorengan dan molen pisang. Jadi salah satu kerjaan rutin saya
di kampus ya mondar mandir ke ruang dosen buat perbaikan nilai.
Sampai
sekarang saya masih belum merampungkan study saya, karena sempet cuti juga 1
tahun karena suatu kendala,bekerja dan kuliah dengan modal otak kadal dan tentunya
do’a dari kedua orang tua. Semoga semua ini bisa saya
jalani dengan normal tanpa ada halangan suatu apapun. Terima kasih ini dulu
nanti kapan-kapan saya lanjut. Pokoke joss...
By aghel
0 komentar:
Posting Komentar